CALON GUBERNUR NTB: Potensi NTB

Potensi NTB

Sebagai Calon Gubernur NTB kita dapat melihat potensi di wilayah NTB


2.1 POTENSI SUMBER DAYA ALAM

 Sumber Daya Mineral dan Energi NTB

Berdasarkan tatanan geologi Indonesia, posisi NTB terletak pada pertemuan dua lempeng besar (Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia) yang berinteraksi dan saling berbenturan. Batas kedua lempeng ini merupakan daerah yang sangat labil, karena di tempat ini tertumpuk energi yang sangat besar dan sewaktu-waktu dapat terlepas dalam bentuk gempabumi, letusan gunung api, dan tanah longsor yang ditandai dengan munculnya gunung api aktif dan kegempaan yang tinggi.
Disamping mempunyai potensi bencana, pada daerah pertemuan kedua lempeng ini dihasilkan juga kondisi Geologi yang sangat bermanfaat, yaitu terbentuknya potensi sumber daya mineral dan energi, dan potensi bentang alam yang sangat potensial, dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

Kondisi Geologi NTB

Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur Tersier dan yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta Aluvium (resent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batugamping dan dasit. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit, batupasir tufaan, batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis, batugamping tufaan dan lempung tufaan. Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan breksi lahar. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik (konglomerat), hasil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi Sangiang, gunungapi Tambora, gunungapi muda dan batugamping koral. Aluvium dan endapan pantai cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa dan Lombok.

2.2 POTENSI SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI

2.2.1 POTENSI SUMBER DAYA MINERAL
Sebagai hasil proses geologi yang terus berlanjut di berbagai lokasi, telah dihasilkan berbagai jenis bahan galian, diantaranya: emas, perak, tembaga, timah hitam, pasir besi, mangan, belerang, kaolin, gipsum, tanah liat, batuapung, tras, batukapur, marmer, kalsit, batu, dan pasir.
Keberadaan sumber daya mineral golongan A (strategis) berupa minyak dan gas bumi diperkirakan di lepas pantai utara Pulau Lombok, masih dilakukan penyelidikan dan telah pula dilakukan pemboran eksplorasi oleh perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA), namun belum diketahui tingkat keterdapatannya. 




Gambar 2.1: Peta Penyebaran/Trend Cekungan Hidrokarbon di lepas pantai utara Pulau Lombok (Pertamina)

Dari hasil penyelidikan pendahuluan dan rinci sumber daya mineral golongan B (vital) telah ditemukan berupa : logam mulia (emas dan perak), logam dasar (timbal dan tembaga), logam besi serta mineral industri (belerang). Emas, perak dan tembaga merupakan endapan hidrothermal dengan indikasi berupa urat-urat kwarsa dengan ketebalan bervariasi, serta type pofiri. Indikasi adanya emas, perak dan tembaga ini hampir di seluruh wilayah Sumbawa bagian barat. Cebakan emas dan tembaga tipe porfiri dijumpai di lokasi Batu Hijau, Dusun Tongo Desa Sekongkang Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat. Kini sedang dilakukan tahap eksplorasi/produksi bahan galian golongan B berupa tembaga dan emas dan telah diketahui jumlah cadangan yang potensial.

Bahan galian golongan C (non strategis/non vital) yang telah dan masih dieksploitasi adalah batu bangunan, tanah liat, tanah urug, pasir/sirtu, batugamping dan batuapung. Bahan galian tersebut sebagian besar digunakan sebagai bahan bangunan dan konstruksi jalan, kecuali batuapung telah dikirim ke luar daerah sebagai komoditi ekspor.
kembali ke atas


Sumber Daya Mineral Logam Dan Kemungkinan
Pengembangannya
Potensi Mineral Logam
Potensi sumber daya dan cadangan logam emas dan tembaga ditemukan di daerah Batu Hijau dan Dodo-Elang (Sumbawa), pasir besi di area pesisir Labuhan Haji (Lombok Timur) dan Tawun (Lombok Barat). Keberadaan pasir besi juga terdapat di pesisir Sangiang Darat, Sowa, Tololai dan Pantai Selatan Pulau Sumbawa. Untuk lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 : Jumlah Potensi Sumber daya Mineral Logam di NTB
Jenis
Mineral
Lokasi
Kabupaten/Kota
Cadangan
(Ton)
Luas
(Ha)
Kelas Cadangan
Emas (Au)
1.Pelangan(Tembowong)
2. Pelangan Simba
3. Dodo
4. Batuhijau
5. Sori Pesa
Lombok Barat
Lombok Barat
Sumbawa
Sumbawa
Bima
1,395
0,291
1,671
353,808
0,390
75,00
75,00 200,00
200,00
1,00
Hipotetik Hipotetik
Tereka
Terukur
Tereka
 
Jumlah
 
357,501
551,00
 
Perak (Ag)
1. Sori Pesa
2. Batu Hijau
Bima
Sumbawa
3,900
708,738
1,00
20,00
Terukur
 
Jumlah / Total
 
712,638
21,00
 
Tembaga (Cu)
1. Batu Hijau
Sumbawa
4.700.000
200,00
Terukur
 
Jumlah / Total
 
4.700.000
200,00
 
Pasir Besi (Fe)
 
1. Pantai Labuhan Haji
2. Labuhan Gudang Alas
3. Pantai Tolokalo
4. Pantai Sanggar
5. Pantai Sowa
6. Pantai Tololai
7. Pantai Sangiang Barat
8. Pantai Wawu
9. Pantai Totonaro
10.Pantai Lere
Lombok Timur
Sumbawa
Dompu
Bima
Bima
Bima
Bima
Bima
Bima
Bima
200,00
100,00 2.745,40
1.328,15 2.025,38
319,81
4.817,40 1.625,80
3.885,00
37,29
20,00
3,00
1,25
0,65
0,31
0,89
1,40
0,80
13,00
0,04
Hipotetik
Hipotetik
Hipotetik
Hipotetik
Hipotetik
Tereka
Hipotetik
Tereka
Terukur
Tereka
 
Jumlah / Total
 
17.064,23
29,34
 
Timbal (Pb)
1. Lentek, Rambitan
Lombok Tengah
2.450.000
2,00
Terukur
 
Jumlah / Total
 
2.450.000
2,00
 

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NTB
Kemungkinan Pengembangannya
Komoditi yang akan dikembangkan adalah mineral emas dan tembaga dengan tipe porfiri di Dodo-Elang dan Emas tipe sulfidasi epithermal di Pelangan. 



Tembaga

Endapan bahan galian tembaga yang terdapat di Batu Hijau saat ini sedang ditambang oleh PMA. Potensi sumber daya yang telah diketahui sebanyak 930.000.000 ton bijih dengan kadar 0,54% Cu atau setara dengan 5.020.000 ton tembaga.
Emas

Bahan galian emas sebagai mineral ikutan dari tambang tembaga diusahakan oleh PMA di daerah Batu Hijau. Sedangkan lima daerah prospek lainnya yaitu Dodo-Elang, Rinti, Lunyuk Utara, Teluk Panas di Pulau Sumbawa dan Sekotong di Pulau Lombok dapat dikembangkan di masa mendatang. Secara umum endapan emas di daerah ini terdiri dari dua tipe yaitu sebagai urat dan porpiri. Potensi sumber daya endapan emas yang telah diketahui secara keseluruhan adalah dengan kadar rata-rata 0,14 g/t Au atau setara dengan 377 ton emas.
Timbal

Endapan timbal tipe hidrotermal terdapat di daerah Senggoro, Kecamatan Plampang, Kabupaten Sumbawa dengan kadar dalam batuan 0,5% Pb dan 1,60 g/t Pb.
Pasir Besi

Endapan pasir besi terdapat di Kabupaten Lombok Barat dan Bima. Bahan galian berupa endapan rombakan pantai dengan lapisan tipis. Potensi sumber daya yang telah diketahui sebanyak 4.295 ton. Sebaran endapan pasir besi ini terdapat antara lain di daerah pantai Sangiang, pantai Sowa, pantai Wisata, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima dan Tawun, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Perak

Endapan bahan galian perak umumnya merupakan mineral ikutan dengan endapan emas, banyak ditemukan di Kabupaten Sumbawa dalam bentuk urat kwarsa dan stockwork tipe epithermal dengan kadar perak dalam batuan termineralisasi berkisar antara 5-66 g/t Ag. Endapan perak yang berasosiasi dengan emas dan air raksa dengan kadar 22-31 g/t Ag, ditemukan di Brang Air Panas, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa.
kembali ke atas
Kemungkinan Pengembangannya

Komoditi yang akan dikembangkan adalah mineral emas dan tembaga dengan tipe porfiri di Dodo-Elang dan Emas tipe sulfidasi epithermal di Pelangan.
= Sumber Daya Mineral Non Logam (Bahan Galian Mineral Industri)
dan Kemungkinan Pengembangannya
Jenis komoditi mineral non logam (mineral industri) yang terdapat di NTB yaitu :

bahan galian Golongan Non Logam terdapat sebanyak 34 jenis bahan galian, sampai saat ini yang dapat diketahui keterdapatannya 22 komoditi dengan klasifikasi cadangan yang bervariasi dari hipotetik hingga terindikasi. Untuk itu masih diperlukan penyelidikan lebih lanjut agar diperoleh data yang lebih akurat disamping ditemukannya komoditi baru.

Penambangan/ekploitasi bahan galian golongan Non Logam : Batuapung, Batu Bangunan, Sirtu, Batu Kapur, Tanah Liat dan lainnya, pada umumnya dilakukan oleh perorangan secara tradisional dengan skala kecil pada lokasi yang terpencar tanpa dilengkapi dengan Surat Ijin Penambangan Daerah (SIPD), sehingga menimbulkan kerusakan lahan yang cukup luas dan untuk reklamasinya memerlukan dana yang tidak kecil dan cukup lama. Hal ini mengakibatkan kesulitan diperolehnya data produksi yang akurat disamping terpencarnya kerusakan lingkungan pada beberapa lokasi yang harus direklamasi sesuai peruntukan lahan berdasarkan Rencana Tata Ruang.
Kemungkinan Pengembangannya

Terbatasnya sarana/prasarana teknis baik berupa peralatan laboratorium, peralatan pemetaan dan pembuatan peta sehingga data kualitas bahan galian maupun penyiapan peta belum dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat waktu.

Tabel 2.2: Potensi Mineral Non Logam di Provinsi Nusa Tenggara Barat
No
Komoditas
Tingkat Penyelidikan
Sumber Daya
Keterangan
Jumlah (Ton)
Klasifikasi
1.
Andesit
Prospek
Pengamatan
Pendahuluan
Detail
1.800.00
49.040.00
1.024.001.554
235.051.000
Spekulatif
Hipotetik
Memungkinkan
Terbukti
Merupakan Lava dan breksi ulkanik
 
 
2
Batuapung
Prospection
96.013.000
spekulatif
Batuapung yang memiliki kandungan 60,91% SiO 2
3
Batugamping
Prospek
Pengamatan
Pendahuluan
596.806.550
341.711.000
127.612.500
spekulatif
Hipotetik
Hipotetik
Bahan dasar Kalsium
Karbonat(CaC0 3)
4
Belerang
Pengamatan
275
Hipotetik
Lempung pengotor
5
Bentonit
Pengamatan
118.878.000
Hipotetik
-
6
Dasit
Pendahuluan
404.880.000
Hipotetik
Material bangunan, agregat beton.
7
Diorit
Pendahuluan
Pengamatan
1.587.000
117.851.000
Hipotetik
Hipotetik
Putih terang, kekuningan dan putih kecoklatan
8
Kalsedon
Pengamatan
Detail Expl.
37.700
36.000
Hipotetik
Terbukti
Putih kekuningan dan putih kecoklatan
9
Kaolin
Pengamatan
6.016.000
Hipotetik
Mengandung senyawa SiO 2 :7,35%, Al 2 O 3 : 9,83%, Fe 2 O 2 :14,97%
10
Lempung
Pengamatan
Pendahuluan
497.279.000
9.302.900
Hipotetik
Memungkinkan
SiO2:19,52-60,72%:Al2O3:7,74-23,35%,
11
Marmer
Pengamatan
Pendahuluan
Eksplorasi Datail
33.021.500
1.336.626.000
36.726.000
Hipotetik
Memungkinkan
Terbukti
Marmer dengan kuat tekan 600-800 kg/cm 2
Gamping kristalin dgn Kuat tekan 836 kg/cm 2, untuk exterior & interior
12
Oker
Pendahuluan
45.000
Memungkinkan
Batuan vulkanik beku, kuning kemerahan
13
Pasir
Pengamatan
Pendahuluan
Prospek
80.000
600.000
5.568.000
Hipotetik
Spekulatif
Spekulatif
Bercampur batuapung
-
-
14
Pasir kwarsa
Pengamatan
83.000
Hipotetik
-
15
Perlit
Pendahuluan
8.000
Possible
kehijauan transparan
16
Pirofilit
Pengamatan
84.332.000
Hipotetik
-
17
Sirtu
Pengamatan
Prospek
Eksplorasi Datail
3.309.981
2.230.000
75.000
Hipotetik
Spekulatif Terbukti
Kerikil pasiran berukuran alluvium
-
18
Toseki
Pengamatan
Pendahuluan
564.00
468.000
Hipotetik
Hipotetik
Tuff Hasil rombakan alterasi Hidrothermal, Putih kekuningan.
19
Trash
Eksplorasi Datail
 
506.00
2.128.300
Terbukti
Spekulatif
Berkualitas bagus dgn kuat tekan 2.97-7,7 kg/cm 2, dan 20,7-35 kg/cm 2,

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi NTB, 2003
Belum seluruh Pemerintah Daerah Kabupaten terbentuk Dinas Pertambangan, disamping itu terbatasnya tenaga yang mempunyai pengetahuan di bidang Geologi dan Pertambangan pada Pemerintah Daerah, sehingga keterlibatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan data potensi maupun pemanfaatan bahan galian golongan C yang belum terjangkau oleh kegiatan inventarisasi bahan golongan C oleh Dinas Pertambangan Provinsi NTB sampai saat ini masih jauh dari yang diharapkan.


Jenis komoditi mineral non logam (mineral industri) yang terdapat di NTB yaitu :

Sirtu

Endapan Sirtu tersebar di beberapa daerah kecamatan antara lain Ampenan Kota Mataram; Narmada, Labuapi, Gunungsari, Gerung Kabupaten Lombok Barat; Batukliang, Praya Timur Kabupaten Lombok Tengah; Aikmel, Selong, Sakra Kabupaten Lombok Timur; Alas, Taliwang, Moyo Hilir, Lape Lopok, Lenangguar, Plampang Kabupaten Sumbawa; Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat; Dompu, Hu’u, Kempo Kabupaten Dompu; Wera, Sape, Monta Kabupaten Bima; dan RasanaE Kota Bima. Potensi sumber daya secara keseluruhan 22.303.200 ton. Pemanfaatan Sirtu adalah sebagai bahan bangunan dan pembuatan jalan.

Lempung

Endapan Lempung tersebar di berbagai daerah antara lain di Ampenan Kota Mataram; Narmada, Gerung, Sekotong Kabupaten Lombok Barat; Praya Barat, Praya Timur, Sengkol, Pujut Kabupaten Lombok Tengah; Terara Kabupaten Lombok Timur; Dompu Kabupaten Dompu. Potensi sumber daya yang diketahui sebanyak 538.745.025 ton. Pemanfaatan Lempung dapat digunakan untuk bahan dasar industri semen dan keramik.
Andesit - Dasit - Diorit

Bahan galian ini berupa komponen breksi dari endapan piroklastik lava dan intrusi terdapat di kecamatan Gerung, Sekotong, Bayan Kabupaten Lombok Barat, Praya Barat, Pujut Janapria, Praya Timur, Batukliang, Pringgarata Kabupaten Lombok Tengah, Terara, Sakra, Masbagik, Pringgabaya, Sambelia, Selong, Keruak Kabupaten Lombok Timur, Taliwang, Plampang, Sumbawa Besar, Lape Lopok, Batulanteh Kabupaten Sumbawa, Hu’u, Dompu Kabupaten Dompu, RasanaE, Belo, Sape Kabupaten Bima.
Potensi sumber daya secara keseluruhan diperkirakan sebanyak 1,750.571.604 ton. Pemanfaatan Batuan Andesit adalah untuk bahan bangunan dan pembuatan jalan.

Batugamping


Sebaran Batugamping terdapat di berbagai wilayah kecamatan, yaitu Sekotong Kabupaten Lombok Barat, Pujut, Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah, Keruak Lombok Timur, Seteluk, Jereweh, Taliwang, Moyohulu, Sumbawa, Alas Kabupaten Sumbawa. Dompu Kabupaten Dompu, Belo, Wera, Monta, Sape Kabupaten Bima.

Potensi sumber daya Batugamping diperkirakan sebanyak 1.453.950.903 ton dengan kisaran kandungan CaO: 40 - 55%, MgO 0,55 - 1,05%. Pemanfaatan Batugamping untuk industri, konstruksi, pertanian, bahan pembuat semen, dan lain-lain.

Batuapung


Sebaran endapan Batuapung terdapat di kecamatan Bayan, Tanjung, Narmada, Gangga Kabupaten Lombok Barat; Pringgarata, Kopang, Batukliang Kabupaten Lombok Tengah; Selong, Terara, Masbagik, Sukamulia, Sakra Kabupaten Lombok Timur.

Potensi Sumber daya Batuapung diperkirakan sebanyak 44.581.539 ton. Pemanfaatan Batuapung untuk bahan pencuci tekstil, filler, abrasive dan bahan bangunan.



Fosfat

Endapan Fosfat hanya terdapat di daerah Gua Bengkang, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Endapan berupa hasil kotoran kelelawar yang terdapat dalam gua batugamping. Potensinya diperkirakan sebanyak 21 ton dalam area seluas 236 m2, termasuk kategori kadar rendah yaitu 7,2% P2O5. Pemanfaatan Fosfat untuk industri deterjen dan industri kimia lainnya seperti pupuk.
Kaolin

Sebaran endapan Kaolin terdapat di Belinje, Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah dan Taliwang, Seteluk Kabupaten Sumbawa. Potensi sumber daya yang telah diketahui diperkirakan sebanyak 10.117.123 ton dengan kandungan A12O3 (17 %), Fe2O3 (1,27 %) dan SiO2 (71 %). Pemanfaatan Kaolin untuk bahan baku industri keramik.

Tras

Endapan tras tersebar di Kecamatan Gangga, Bayan, Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Pringgarata, Batukliang, Kopang Kabupaten Lombok Tengah, Selong, Aikmel, Masbagik Kabupaten Lombok Timur.

Potensi sumber daya diperkirakan sebanyak 407.109.622 ton. Pemanfaatan Tras yang bermutu baik dapat digunakan sebagai bahan baku semen pozolan atau pembuatan batako dan pasir adukan.
Toseki

Sebaran Toseki terdapat di Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu dan Tonggotata, Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Potensi yang diketahui sekitar 846.501 ton. Umumnya dimanfaatkan untuk glasir dalam industri keramik.
Gipsum

Sebaran endapan Gipsum terdapat di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Keruak Kabupaten Lombok Timur, Taliwang, Alas, Ropang Kabupaten Sumbawa, Sape, Monta Kabupaten Bima. Potensi sumber daya yang diketahui sebanyak 477 ton. Pemanfaatan komoditi ini untuk bahan interior dan kedokteran.
Zeolit

Sebaran endapan Zeolit terdapat di bukit Batuboka dan Gunung Tebui Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah dan Gunung Tebola, Moyo Hulu, Kabupaten Sumbawa. Potensi yang diketahui sebanyak 191.405 ton. Pemanfaatan komoditi Zeolit antara lain untuk makanan ternak, penjernih minyak goreng/air dan untuk batu hias.

Kalsit

Endapan Kalsit ditemukan di Ketapang dan Mencanggah, Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Potensi sumber daya yang diketahui sebanyak 6.293.438 ton dengan mutu baik sebagai bahan pemutih.
Marmer

Endapan marmer terdapat di Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, Belo, Monta, Sape, RasanaE Kabupaten Bima. Potensi sumber daya marmer yang telah diketahui sebanyak 7.504.403.125 ton mutu baik dengan kuat tekan antara 700-900 kg/m. Marmer dapat dipakai sebagai lantai dan batu hias/tempel.

Tabel 2.3: Potensi Marmer di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Kabupaten
Lokasi
Total (M³)
Kabupaten Lombok Barat
1. Baturimpang, Kecamatan Gerung
2. Sekotiong Barat, Kecamatan Gerung
4.383
1.314.024
Kabupaten Bima
1. Sumi, Kecamatan Sape
2. Ncera, Kecamatan Belo
3. Simpasai, Kecamatan Monta
4. Kampung Kumbe
5. Kaleo, Kecamatan Sape
7.578.123
637.500
6.000.000
95.999.500
19.235.000
Kabupaten Dompu
1. Doro Tengga, Kecamatan Dompu2.
2. Desa Katua
708.750.000
200.000.000
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi NTB, 2003

Perlit

Endapan Perlit hanya terdapat di Doro Donggomasa, Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Potensi sumber daya diperkirakan sebanyak 10.000.000 ton. Mutu endapan Perlit belum dilakukan pemeriksaan yang terinci. Pemanfaatan bahan galian ini dapat dipakai sebagai campuran agregat beton ringan dan partisi peredam suara.





Kalsedon

Bentuk endapan Kalsedon berbongkah-bongkah. Sebarannya terdapat di Doropapa, Doro Keri dan Desa Boke, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima. Potensi sumber daya yang telah diketahui sebanyak 38.828 ton. Pemanfaatan bahan galian ini dapat dipakai sebagai bahan gelas dan setengah permata.

Belerang

Sebaran endapan Belerang terdapat di kawasan Gunung Rinjani, Kokok Putih. Potensi yang diketahui adalah sebanyak 927 ton dengan kandungan Belerang antara

Batu Silika

Bentuk endapan Batu Silika umumnya berupa bongkah-bongkah. Endapan ini terdapat di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Keruak, Kabupaten Lombok Timur, Taliwang, Plampang, Lape, Moyo Hulu Kabupaten Sumbawa, Sape, Belo, Wawo Kabupaten Bima. Potensi sumber daya ini diketahui sebanyak 8,353,577 ton. Bahan galian ini dapat dipakai sebagai bahan baku Semen Portland atau Silika Flux.
Tanah Urug

Sebaran Tanah Urug terdapat di Kecamatan Gerung, Gunungsari, Narmada Kabupaten Lombok Barat, Meraran Kecamatan Seteluk, Kabupaten Sumbawa. Potensi sumber daya bahan galian ini sebanyak 10.829.400 ton. Dapat dipakai untuk keperluan bangunan.
POTENSI SUMBER DAYA ENERGI DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA

Pembangunan ketenagalistrikan di NTB diarahkan untuk diversifikasi pemanfaatan energi primer pembangkit tenaga listrik, baik fosil maupun non fosil dalam rangka mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan.

Program diversifikasi pemanfaatan energi primer untuk pembangkit tenaga listrik dalam rangka meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dan memberi kesempatan kepada usaha kecil dan koperasi, berpartisipasi dalam usaha pembangkitan tenaga listrik serta untuk mendorong industri penunjang tenaga listrik dalam negeri. Pembangkit Skala Kecil Tersebar (PSKT) yaitu dengan jumlah daya terpasang maksimum 1 MW yang memanfaatkan sumber energi terbarukan (mikrohidro, biomassa, panas bumi, surya, dan angin), penting untuk dikembangkan.

=Sumber Daya Energi Minyak Bumi Dan Kemungkinan Pengembangannya
Kotrak bagi hasil perminyakkan oleh BP Exploration – Pertamina, operator Gulf Resources Ltd. Wilayah kerja off Shore Sakala, luas wilayah kerja 10.320 km2, tanggal penandatanganan 11 Januari 1991 Persetujuan Presiden nomor/tanggal : 448/Pres/12/1990, 31 Desember 1990.

Pengilangan

Rencana pembangunan kilang minyak di Taliwang, Kabupaten Sumbawa oleh Mayhill Indonesia Trading and Services Limited kapasitas 125 MBSD, Perizinan Persetujuan BKPM nomor 863/I/PMA/2000 dengan masa berlaku sampai dengan tanggal 26 September 2003. Invenstasi kilang minyak sebesar 20 triliun (Lombok Post, rabu 14 Pembruari 2001).
kembali ke atas

= Sumber Daya Energi Panas Bumi Dan Kemungkinan Pengembangannya
Potensi Energi Panas Bumi

Potensi panas bumi di NTB terdapat di tiga lokasi pada lingkungan gunung berapi, yaitu Sembalun Kabupaten Lombok Timur, Maronge Kabupaten Sumbawa dan Hu’u Kabupaten Dompu.

Jumlah potensi panas bumi pada ketiga daerah tersebut mencapai sekitar 144 Mega Watt equivalent (Mwe) yang terdiri atas potensi hipotetik (± 74 Mwe), dan kemungkinan potensi (± 70 Mwe). Manifestasi yang ditunjukkan daerah tersebut setelah melalui pengukuran temperatur permukaan berkisar antara 350 C - 820 C. Potensi panas bumi terbesar berada pada Lapangan Panas Bumi Sembalun, yang mampu digunakan untuk pembangkit listrik skala kecil.

Adapun tiga lokasi potensi panasbumi NTB yakni :
1.
Lapangan Panas Bumi Sembalun, terletak antara 115°45’00”-119°25’00” BT; 8°05’00”- 9°10’15” LS. Manifestasinya berupa sumber air panas dan alterasi. Ketiga sumber air panas yaitu: Aik Kukusan, Aik Kalak dan Aik Sebu yang muncul di luar dinding kaldera Sembalun pada batuan lava, sedangkan alterasi berada di dalam dinding kaldera dekat hulu sungai Orok.
2.
Lapangan panasbumi Maronge, terletak antara 117°13’30” -121° 37’30” BT dan 8° 40’00’-8° 27’00’ LS. Manifestasi panas bumi dipermukaan berupa airpanas dengan suhu 35-86°C, lapangan solfatar, fomarol dan tanah panas, perkiraan suhu bawah permukaan berdasarkan Na/Li Geothermometer berkisar antara 150-200°C.
3.
Lapangan Panasbumi Hu’u, terletak pada koordinat 118°.30’.00” BT. -8°.50’.00” LS. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Geologi daerah panasbumi Hu’u terletak dalam jalur gunungapi Tersier bersusun basalt, andesit dan dasit. Interprestasi hasil pengukuran Sounding menunjukan suatu aktivitas panasbumi yang kuat di bawah permukaan. Apabila sumua lapisan konduktif dari true resistivity ternyata benar disebabkan oleh pengaruh panas di bawah permukaan, maka daerah yang dapat dianggap potensial diperkirakan 60 km2.

Tabel 2.4: Potensi Panasbumi NTB

No
LOKASI
Hipotetik
(Mwe)
Prospek
(Mwe)
Suhu
Reservoir
(°C)
TYPE
AIR PANAS
1.
Sembalun Kabupaten Lotim (3 lok)  - 8 ° 24'00" LS - 116° 30'00" BT
200
2,8 X 10 19 Joule
112 – 250
H 2SO 4, HCl, SO 4 Sulfat
2.
Hu'u, Dompu (2 lok) 8 ° 50'00" LS - 118° 30'00" BT
50
-
75 – 100
Bikar-bonat
3.
Maronge, Kab Sumbawa (2 lok) 8°41'50" LS - 117° 43'00" BT
50
-
99 – 102
Bikar-bonat
Jumlah
300
 
 
 
Sumber: Dit. Inventarisasi Sumber daya Mineral, DGSM tahun 2002


Kemungkinan Pengembangan

Berdasarkan pengalaman dari keberhasilan Pertamina, banyak investor swasta yang ingin melakukan investasi, namun perlu pengkajian kembali pola pengusahaan panas bumi untuk mencari bentuk regulasi yang lebih tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
kembali ke atas

=Sumber Daya Energi Air dan Kemungkinan Pengembangannya

Potensi Energi Air 



Salah satu solusi menghadapi masalah kelistrikan terutama di daerah perdesaan adalah pembangkit listrik tenaga air skala mikro. Pemerintah Provinsi NTB telah memulai kegiatan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sejak akhir dasawarsa 80-an. Sampai saat ini telah dibangun delapan unit PLTMH dalam rangka program ketenagalistrikan perdesaan.

Pada beberapa daerah irigasi, secara bertahap telah dibangun PLTMH menggunakan air irigasi, misalnya di Keru Lombok Barat dengan kapasitas masing-masing 30 Kw dan 35 Kw dengan jumlah konsumen 365 kepala keluarga (KK) yang tersebar di beberapa dusun di Desa Sedau Lombok Barat dan Desa Pemepek Lombok Tengah. Di sekitar lokasi ini yakni di dusun Selenai masih dimungkinkan untuk membangun 1 (satu) buah PLTMH yang dapat dipadukan dengan energi angin atau kincir angin (Hybrid technology).

Kemungkinan Pengembangannya

Sumber daya air mempunyai potensi yang cukup besar untuk menunjang kebutuhan sektor listrik. Peran PLTA/PLTMikrohidro sebagai penunjang pembangkit yang ada masih berpotensi untuk dikembangkan, namun biaya investasi PLTA/PLTM sangat besar, waktu pembangunan cukup lama sehingga harus dilakukan perencanaan yang mantap.

Tabel 2.5: Potensi Tenaga Listrik (Hydropower/geothermal)
Location
Capacity (MW)
Load Center
PLTA Beburung
20,4
Lobar – Lotim
PLTA Brang Beh
103,5
Sumbawa
PLTA Brang Rhee
16
Sumbawa
PLTM Kokok Putih
7,5
Lobar – Lotim
PLTM Pekatano
68
Lombok Barat
PLTM Muntur
2,8
Sumbawa
PLTP Sembalun
39
Lombok Timur
PLTP Maronge
6
Sumbawa
PLTP Hu’u
36
Dompu
Sumber : PLN (Persero) NTB th. 2003
kembali ke atas

= Sumber Daya Energi Angin Dan Kemungkinan Pengembangannya
Potensi Energi Angin

Potensi energi angin cukup memadai, karena kecepatan angin rata-rata berkisar 3,5 - 7 meter perdetik. Pusat Listrik Tenaga Angin yang sudah direalisasikan sebesar 7 KW (7 unit) merupakan percontohan dari LAPAN.

Dari studi-studi yang telah dilakukan, di Pulau Lombok terdapat potensi energi angin sebesar ± 60 KW (dengan asumsi masing-masing lokasi dibangun 10 unit) sedangkan Pulau Sumbawa potensi energi angin sebesar ± 40 KW (dengan asumsi masing-masing lokasi dibangun 10 unit).


Kemungkinan Pengembangannya

Kecepatan angin rata-rata di Wilayah NTB sekitar 4,0 m/s pada ketinggian 15-24 meter dari permukaan tanah. Dengan kecepatan angin tersebut didapatkan pemanfaatan angin rata-rata sekitar 8 - 9 jam per hari (3000 jam/tahun).

Tabel 2.6: Energi Angin
No.
LOKASI
Kecepatan Rata-rata (m/dtk)
Unit
Kaps (Watt)
Total Kaps. (watt)
1
Dusun Selayar
Desa Gelanggang, Kabupaten Lotim
3 - 7,5
7
1000
7000
2
Pulau Ketapang, Labuan Sangar Pelampang
3 - 5



3
Soriutu Kec. Manggelewa Kabupaten Dompu
3 - 5




Sumber : Lapan, DPE NTB
Efisiensi pembangkit 45%, harga konstruksi sebesar US$ 1200 /kWh (Nadjamuddin, 1999), umur teknis 20 tahun, biaya operasi dan pemeliharaan 2% dari investasi dan bunga sebesar 12%.
= Sumber Daya Energi Matahari Dan Kemungkinan Pengembangannya
Potensi Energi Matahari (Solar System)

Peluang pengembangan potensi energi matahari lebih tinggi dan ekonomis dibandingkan dengan energi listrik tenaga diesel. Hal ini dicirikan oleh penyinaran matahari yang hampir rata-rata diatas 50 % setiap bulannya sehingga memiliki kualitas dan intesitas energi potensial yakni 4,51 watt/m2/jam.
kembali ke atas
Kemungkinan Pengembangan

Kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit dihubungkan dengan jaringan listrk PLN, dan sebagai negara tropis Indonesia mempunyai potensi energi surya yang tinggi.
Tabel 2.7: Potensi Energi Matahari NTB
No.
LOKASI
Radiasi kwh/m 2 /hari
UNIT
TOTAL
KAPASITAS
WATT
THN
 
LOMBOK BARAT
 
 
 
 
1
Desa Buwun Mas
4,51
75
4,125
98/99
2
Desa Pelangan
4,51
85
4,675
99/00
3
Desa Buwun Mas
4,51
36
1,980
2001
Sub Total
 
196
10,780
 
 
LOMBOK TENGAH
 
 
 
 
1
Tersebar di 10 Desa pada masjid-masjid
 
10
500
2002
 
SUMBAWA
 
 
 
 
4
Ds.Senawang, Lunyuk
4,51
60
3,000
96/97
5
Ds. Mungkin, Lunyuk
4,51
120
6,000
97/98
6
Ds Pelat, Sumbawa
4,51
51
2,805
2000
7
Desa Bakat Monte
4,51
135
7,425
2001
8
Desa Bakat Monte
4,51
17
935
2001
Sub Total
 
383
20,165
 
 
DOMPU
 
 
 
 
9
Ds, Sorinomo, Pekat
4,51
40
2,000
94/95
Sub Total
 
40
2,000
 
 
BIMA
 
 
 
 
10
Bajo Pulau Kec. Pekat
4,51
50
2,500
95/96
TOTAL
 
639
35,945
 
Sumber: Distamben Prov. NTB, diolah. 2003

Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar 4,5 – 5,0 kWh/m2/hari. Berarti prospek penggunaan fotovoltaik dimasa mendatang cukup cerah.
= Sumber Daya Energi Biomassa Dan Kemungkinan Pengembangannya
Energi Biomasa

Biomassa/biogas merupakan proses pembentukan gas yang mudah terbakar (gas methana CH4, Karbondioksida CO2, Hidrogen Sulfida H2S dan Amoniak NH3), yang dihasilkan dari limbah kotoran ternak/manusia, limbah industri/kota, pertanian dan peternakan melalui proses fermentasi biologi. Proses pembentukan biogas merupakan proses fermentasi anaerobik yang menggunakan mikroba anaerobik sebagai media pencerna, sehingga dihasilkan biogas dan sel-sel mikroba baru.

Tabel 2.8: Data potensi biomassa hewan dan tanaman
No.
Kabupaten
Sapi (ekor)
Kerbau (ekor)
Kuda (ekor)
Padi (Ton)
Kelapa
(Ton)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kodya Mataram
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Sumbawa
Dompu
Bima
1.324
85.821
73.196
62.008
65.160
29.372
58.089
246
5.361
12.298
3.668
99.956
12.377
29.966
22.259
5.711
5.838
7.861
34.966
4.840
10.619
16.643
163.348
328.715
281.024
267.152
87.524
181.173
214,22
23..787,17
9.384,00
8.925,00
2.823,40
752,43
506,36
Jumlah
374.970
163.870
92.094
1.325.579
46.92,58
Kemungkinan Pengembangan

Pemanfaatan biogas sudah lama diterapkan khususnya di Indonesia, yang diterapkan sebagai energi alternatif untuk pemenuhan kebutuhan energi khusus di perdesaan. Namun sampai saat ini di NTB Digester Biogas belum dimanfaatkan secara optimal dan baru dalam tahap inventarisasi potensi. Potensi biomassa terabaikan ini perlu dikembangkan untuk mendapatkan tambahan energi di pedesaan, selain potensi yang cukup besar juga salah satu cara mengatasi permasalahan kotoran/persampahan.
POTENSI KELISTRIKAN
Pembangunan ketenagalistrikan diarahkan agar sektor ketenagalistrikan dapat mandiri dalam pendanaan, efisien dalam pengusahaan dan transparan dalam pengaturan.
Selama kurun waktu 1995 hingga 2003, kebutuhan tenaga listrik di Provinsi NTB naik dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 11 % per tahun, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi NTB dalam kurun waktu tersebut diatas yang tercermin pada nilai rata-rata Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) sebesar 7,0 %, sehingga masih berada pada keseimbangan pertumbuhan ketenagalistrikan.

Kondisi kelistrikan NTB sebagai berikut

Tabel 2.9: Data pengusahaan Kelistrikan di Provinsi NTB
No
Uraian
Satuan
Satuan Cabang
KLP Sinar Rinjani
NTB
Mataram
Sumbawa
Bima
1.
Daya Terpasang
KW
113.681
28.427
24.512
10.346
166.620
2.
Daya Mampu
KW
59.060
14.085
15.365
3.240
95.461
3.
Beban Puncak
KW
69.608
13.803
14.205
4.308
96.787
4.
Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Kms
1.400.951
772,02
672.029
163.543
2.920,47
5.
Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Kms
1.471.814
65,32
650.771
77.247
2.701,95
6.
Jumlah Pelanggan
Plg
158.036
65.375
69.913
16.501
330.970
7.
Va Tersambung
VA
158.036.888
42.970.008
43.674.690
--
244.281.356
8.
Penjualan
KWH
246.775.441
49.956.347
48.068.465
--
344.997.406
9.
Jumlah Travo
Unit
915
360
330
223
1.605
10.
KVA Travo Terpasang
KVA
95.566
23.349
23.961
8.650
142.876
11.
Rasio Elektrifikasi
%
37,63
76,47
5.130
--
56,77
12.
Produksi Sendiri
KWH
308.990.429
63.223.303
25.055.912
9.718
433.362.561
13.
Pemakaian Sendiri
KWH
8.749.983
987.779
2.107.362

11.845.124
KWh disalurkan
kWh
300.240.446
62.235.524
59.041.467

421.517.437
14.
Losess
KWH
53.465.005
12.279.177
9.95

76.520.031
15.
% Losess
%
17.81
19.73
18.25

18.15
16.
Desa Berlistrik
Desa
328
148
6
8
668
17.
Dusun Berlistrik
Dusun
2.351
486
72
35
3.477

Sumber: PT. PLN (Persero) 2004, Dinas Pertambangan dan Energi Prov. NTB 2004

Tabel 2.10: Jumlah pengusaha ketenagalistrikan untuk kepentingan sendiri (IUKS)
No.
Kabupaten/Kota
Jumlah Pengusahaan
Total Daya Terpasang (KW)
Keterangan
1.
Lombok Barat
33
5.024,5

2.
Lombok Tengah
1
1.000

3.
Lombok Timur
2
325

4.
Sumbawa
2
184.345
IUKS PT. Newmont N.T.
5.
Dompu
1
873

6.
Bima
2
330

Total
39
191.897,5


Desa berlistrik NTB tahun 2002 sebesar 97,45 % dan dusun berlistrik sebesar 89,92 % sementara ratio kelistrikan rumah tangga Provinsi NTB tahun 2002 masih relatif cukup rendah yaitu sebesar 42,5 %. Rendahnya ratio kelistrikan akibat dampak belum banyaknya rumah tangga yang terpasang instalasi listrik. Jaringan distribusi PLN sebagian besar sudah melalui desa dan dusun yang ada, namun kemampuan masyarakat dan PT. PLN (Persero) untuk melistriki rumah tangga sangat terbatas. Kondisi ini merupakan tantangan kedepan bagi PT. PLN (Persero), Pemerintah, Investor dan Masyarakat dalam upaya bersama-sama meningkatkan ratio kelistrikan daerah NTB.

Kondisi geografis Provinsi Nusa Tenggara Barat yang merupakan wilayah kepulauan, merupakan salah satu kendala yang tidak memungkinkan untuk mengembangkan pembangunan ketenagalistrikan yang efisien dalam satu sistem jaringan yang utuh. Keberadaan penduduk yang lebih dari 80% di pedesaan dengan pola pemukiman berkelompok dan sangat tersebar mengharuskan kita untuk mengembangkan kebijakan pembangunan ketenagalistrikan spasial dalam satu sistem cluster yang bertumpu pada sumber energi setempat.

Rincian jumlah Dusun berlistrik pada masing-masing Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tabel berikut:

Tabel 2.11: Listrik Perdesaan NTB
Kabupaten/Kota
Dusun
Prosentase (%)
Berlistrik
Belum Berlistrik
Kota Mataram
247
0
100,00
Lombok Barat
490
72
87,18
Lombok Tengah
827
158
83,95
Lombok Timur
789
42
94,94
Sumbawa
461
43
91,46
Dompu
169
31
84,50
Kab./Kota Bima
421
44
91,99
Total
3.454
390
89,92

Sumber : PLN (Persero) tahun 2003

Tabel 2.12: Perkembangan pengusahaan pembangkit IUKS (Non PLN)
No.
Pembangkit
Daya Terpasang
Daya Mampu
1.
PT. Newmont NT
a. Diesel
b. Uap

47.025 MW
137.320 MW

46.017 MW
136.915 MW
2.
Captive Power
25.842 MW
20.803 MW
3.
Air
0,206 MW
0,165 MW
4.
Surya
0,129 MW
0,103 MW
5.
Angin
0,007 MW
0,005 MW

JUMLAH
210.187,342 MW
203.735,273 MW

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Prov. NTB tahun 2004
Kemungkinan Pengembangan

Dari hasil prakiraaan, nampak bahwa kebutuhan tenaga listrik yang dapat dipasok oleh PT. PLN (Persero) Wilayah NTB secara keseluruhan mengalami kenaikan selama 10 (sepuluh) tahun yang akan datang atau mengalami pertumbuhan rata rata 4,95% - 7,24% per tahun untuk wilayah Lombok dan 4,67% - 6,95% untuk wilayah Sumbawa dan Bima. Ini berarti, kebutuhan tenaga listrik di NTB akan naik menjadi sekitar 160% pada tahun 2013 untuk skenario low, dan 195% atau hampir dua kali lipat untuk skenario high.

Perkembangan pengusahaan tersebut belum dapat digunakan sebagai acuan permintaan “pasar“ mengingat adanya keterbatasan kemampuan PT. PLN (Persero) dalam pengusahaan pembangkit, jaringan dan harga jual listrik untuk memenuhi permintaan sambungan listrik oleh calon pelanggan. Sebagai gambaran keterbatasan PT. PLN (Persero) bahwa terdapat dalam daftar tunggu calon pelanggan listrik PLN tahun 2002 berkisar 9.000 calon pelanggan.

= Peluang Investasi Sektor Ketenagalistrikan :

• Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap di P. Lombok dengan kapasitas 2 x 25 MW Indent/Daftar tunggu PLN mencapai 9000 pelanggan
• Investasi kelistrikan tidak hanya oleh PLN
• Peluang kerjasama di bidang energi (Batubara, Migas) dengan daerah lain
• Masih banyak dusun yang belum tersentuh listrik dengan kondisi geografis yang sulit
• Belum dimanfaatkannya Energi Baru dan Terbarukan secara optimal
• Penyediaan tenaga listrik masih mengandalkan tenaga Diesel (PLTD).


dan masih banyak lagi